Sunday, July 22, 2018

How Tasik English Club Is Built

If this blog was a house, the dirt around must be very thick. Thank God I still remember the key a.k.a the password so I still have the way to the entrance. It's a very relaxing Sunday and I don't have any particular jobs today so I decide to write..

Ganti jadi bahasa Indonesia aja yaaa :D

Hampir sebulan lalu, Tasikmalaya kedatangan tiga orang tamu dari Jerman. Salah satu diantaranya adalah teman sesama blogger yang saya temui di Jerman tahun 2016. Dari berbagai agenda yang mereka lakukan di Tasik, salah satu diantaranya adalah meet and greet bersama anggota Tasik English Club -Tempat kursus bahasa inggris yang saya dirikan.

Selama di Tasik, mereka menginap di rumah suami saya di Sukaraja. Sedangkan Tasik English Club berlokasi di Kota Tasikmalaya, Jalan Asrama Nyantong 60A. Momen tersebut memang terbilang sangat ditunggu-tunggu oleh anggota Tasik English Club karena kedatangan mereka sudah direncakan berbulan-bulan sebelumnya. 

Namun karena keterbatasan waktu kunjungan dan jadwal kunjungan yang mendadak, jadi peserta yang datang didominasi oleh anak-anak yang tinggal tidak jauh dari tempat belajar. Minimal mereka bisa belajar mendengarkan teman-teman bule memperkenalkan diri dan belajar speaking dengan memperkenalkan diri sendiri kepada orang Jerman secara langsung. Tapi lebih dari itu, mereka belajar untuk percaya diri.

Berfoto ceria dulu di rumah ibu saya yang jadi tempat belajar para peserta Tasik English Club

Tasik English Club sendiri merupakan project iseng saya sepulang dari Jerman tahun 2016 lalu yang tertarik untuk berbagi ilmu khususnya grammar sederhana via YouTube. (Ada yang pernah nonton nggak? Kalau belum, coba tonton aja di sini ya! :) 

Meski pernah vakum karena saya pernah balik lagi ke dunia jurnalistik -yang sepertinya sudah mendarah daging, tapi akhir tahun 2017 lalu saya kembali memulai project yang sempat terabaikan ini. Urusan jurnalistik, akhirnya saya ambil paruh waktu. Saya tidak benar-benar melepaskannya karena dunia tulis menulis selain sudah jadi hobi juga karena bikin otak saya nggak tumpul, hehehe.

Banyak hal yang menjadi alasan saya untuk menekuni dunia pendidikan, meskipun nonformal. Selain karena memang pernah bercita-cita menjadi guru (tapi nggak kesampaian, malah jadi wartawan), juga karena lewat menjadi guru, saya merasakan eksistensi saya di dunia ada manfaat lebih yaitu turut mencerdaskan bangsa.


Selanjutnya, untuk bisa lebih bermanfaat untuk orang banyak khususnya mereka yang tertarik belajar bahasa inggris, saya akan terus berbagi ilmu lewat media apapun contohnya instagram dan YouTube. Bagi teman-teman yang kebetulan baca ini dan ingin belajar atau tanya-tanya mengenai bagaimana untuk menjadi peserta di Tasik English Club, bisa langsung follow instagram akun @tasikenglishclub.

Adapun ini adalah brosur pertama dari @tasikenglishclub.


Ngomong-ngomong mengenai teman-teman saya yang dari Jerman, mereka sudah meninggalkan Indonesia sejak tanggal 8 Juli 2018 lalu dan sudah kembali menikmati sisa musim panas di negaranya. Mengenai bagaimana saya bisa ke Jerman, bisa menjalin pertemanan dengan teman-teman dari berbagai negara akan saya bagikan di postingan selanjutnya. Kalau saya lupa, tolong ingetin aja :D Tapi intinya, itu semua bisa terjadi salah satunya karena saya tertarik dan mau belajar bahasa inggris.

Semoga dalam waktu dekat saya bisa kembali merasakan salju di Jerman, sekalian 'retreat' tempat-tempat yang pernah saya kunjungi di masa lalu.

Sampai jumpa di postingan berikutnya ya!

Thursday, April 26, 2018

Warung Ibu Deden, Mencicipi Makanan Bercita Rasa Nusantara di Konstantinopel

Tahun 2018 adalah kedua kalinya kaki saya menginjakkan Istanbul, sebuah kota wisata di Turki. Setahun sebelumnya, di musim yang sama, saya pun pergi ke sana. Musim semi memang musim terbaik untuk berlibur di Eropa menurut saya. Karena udaranya sejuk, matahari tidak terlalu cepat tenggelam, sekitar jam 7-8 malam, juga bunga bermekaran dengan indah. Apalagi di Istanbul selalu ada Tulip Festival setiap musim semi. 

Dalam tulisan kali ini, saya akan menuliskan cuplikan pengalaman makan makanan Indonesia di sana, yang menurut saya paling enak. Selain ada Warung Nusantara yang berada di Merkezefendi, Gumussuyum, ada juga Warung Ibu Deden yang ada di Kucuk Ayasofya Mahallesi. Lokasinya nggak begitu jauh dari Blue Mosque, tinggal jalan ke belakang masjid atau menanyakan lokasi restoran ke warga setempat.

Saya bersama teman sempat tersesat mencari Warung Ibu Deden, tapi akhirnya ketemu juga. Restoran ini sulitdicari karena plang 'Warung Ibu Deden' nggak begitu besar dan lokasinya nyelip. Kalau nggak salah, agak turun ke basement untuk sampai di rumah makannya. Saya kira makanannya milik orang Indonesia, ternyata milik orang Turki cuma resepnya punya Ibu Deden yang katanya orang Bandung. Jadi penasaran sama Ibu Deden orang Bandung :D


Iga bakar

Kuah iga bakar

Mie goreng

Sambal goreng kentang kali ya :D
Itu dia makanan yang kami pesan untuk makan berdua. Iga bakarnya juara. Saya sih kurang pandai mendeskripsikan rasa. Karena saya anggota KWKT, hanya ada dua rasa yang ada buat saya yaitu enak dan enak banget.

Pokoknya yang ini enak banget, kerasa rempahnya, cocok untuk lidah orang Indonesia. Apalagi selama liburan di Eropa pasti jarang banget nemu nasi dan makanan yang khas nusantara kayak gini.

Ke sini ditraktir teman, dia bilang harganya murah. Padahal menurut saya mahal, mungkin habis sejuta deh waktu itu untuk makan berdua. Cuma nggak apa-apalah, maklum beda penghasilan :D

Oh ya guys, kalau kalian nanya kenapa judul postingan ini ada kata 'Konstantinopel' padahal saya sedang di Istanbul, ini saya cerita dikit mengenai sejarahnya yang dirangkum dari berbagai sumber ya.

Dulu, di abad pertengahan, Konstantinopel adalah ibu kota kesultanan utsmaniyah, kekaisaran Romawi Timur dan Kekaisaran Latin yang paling makmur di zamannya. Sejak memasuki abad ke-10, kota ini dipanggil Istanbul. Setelah ditaklukkan Ustmaniyah, nama Konstantinopel masih dipertahankan. Baru saat Republik Turki didirikan, namanya resmi diganti menjadi Istanbul.

Begitu ceritanya teman-teman. Kangen liburan ya? sama!