Thursday, April 26, 2018

Warung Ibu Deden, Mencicipi Makanan Bercita Rasa Nusantara di Konstantinopel

Tahun 2018 adalah kedua kalinya kaki saya menginjakkan Istanbul, sebuah kota wisata di Turki. Setahun sebelumnya, di musim yang sama, saya pun pergi ke sana. Musim semi memang musim terbaik untuk berlibur di Eropa menurut saya. Karena udaranya sejuk, matahari tidak terlalu cepat tenggelam, sekitar jam 7-8 malam, juga bunga bermekaran dengan indah. Apalagi di Istanbul selalu ada Tulip Festival setiap musim semi. 

Dalam tulisan kali ini, saya akan menuliskan cuplikan pengalaman makan makanan Indonesia di sana, yang menurut saya paling enak. Selain ada Warung Nusantara yang berada di Merkezefendi, Gumussuyum, ada juga Warung Ibu Deden yang ada di Kucuk Ayasofya Mahallesi. Lokasinya nggak begitu jauh dari Blue Mosque, tinggal jalan ke belakang masjid atau menanyakan lokasi restoran ke warga setempat.

Saya bersama teman sempat tersesat mencari Warung Ibu Deden, tapi akhirnya ketemu juga. Restoran ini sulitdicari karena plang 'Warung Ibu Deden' nggak begitu besar dan lokasinya nyelip. Kalau nggak salah, agak turun ke basement untuk sampai di rumah makannya. Saya kira makanannya milik orang Indonesia, ternyata milik orang Turki cuma resepnya punya Ibu Deden yang katanya orang Bandung. Jadi penasaran sama Ibu Deden orang Bandung :D


Iga bakar

Kuah iga bakar

Mie goreng

Sambal goreng kentang kali ya :D
Itu dia makanan yang kami pesan untuk makan berdua. Iga bakarnya juara. Saya sih kurang pandai mendeskripsikan rasa. Karena saya anggota KWKT, hanya ada dua rasa yang ada buat saya yaitu enak dan enak banget.

Pokoknya yang ini enak banget, kerasa rempahnya, cocok untuk lidah orang Indonesia. Apalagi selama liburan di Eropa pasti jarang banget nemu nasi dan makanan yang khas nusantara kayak gini.

Ke sini ditraktir teman, dia bilang harganya murah. Padahal menurut saya mahal, mungkin habis sejuta deh waktu itu untuk makan berdua. Cuma nggak apa-apalah, maklum beda penghasilan :D

Oh ya guys, kalau kalian nanya kenapa judul postingan ini ada kata 'Konstantinopel' padahal saya sedang di Istanbul, ini saya cerita dikit mengenai sejarahnya yang dirangkum dari berbagai sumber ya.

Dulu, di abad pertengahan, Konstantinopel adalah ibu kota kesultanan utsmaniyah, kekaisaran Romawi Timur dan Kekaisaran Latin yang paling makmur di zamannya. Sejak memasuki abad ke-10, kota ini dipanggil Istanbul. Setelah ditaklukkan Ustmaniyah, nama Konstantinopel masih dipertahankan. Baru saat Republik Turki didirikan, namanya resmi diganti menjadi Istanbul.

Begitu ceritanya teman-teman. Kangen liburan ya? sama!