Hi everyone! Saya mau berbagi pengalaman pertama saya mengikuti tes IELTS (International English Language Testing System), terutama pada bagian speaking test. Jika kalian sering melihat meme dimana speaking adalah bagian paling susah diantara 4 keterampilan berbahasa lainnya yaitu reading, writing, dan listening, berbeda dengan saya yang justru, berdasarkan pengalaman dan hasil IELTS, skor speaking saya paling besar. Berikut skor yang saya dapat secara keseluruhan.
Ini adalah skor IELTS pertama saya. Sebelumnya saya tidak pernah mengambil test, sekalipun latihan. Karena skor speaking test saya paling besar, jadi saya mau
berbagi pengalaman dan tips bagaimana cara saya bisa mendapatkan skor tersebut.
1. Sering nonton mock test di youtube. Ada banyak sekali mock test yang bisa kalian tonton di Youtube. Itu juga yang saya lakukan saat akan test IELTS. Persiapan saya untuk tes IELTS sekitar 1 minggu, dan jujur saya banyak mempersiapkan diri untuk tes speaking dibanding ketiga keterampilan lainnya. Ternyata hasilnya, cukup memuaskan.
2. Memperbanyak kosakata dan idiom. Saya suka sekali membuat konten di instagram mengenai cara alternatif untuk mengatakan sebuah kalimat, saya juga suka membuat konten tentang idiom beserta contoh penerapannya dalam kalimat. Saat saya akan membuat konten, saya tentu belajar dulu, mencari tahu di google, dan melakukan riset dari berbagai sumber. Itu sangat membantu saya untuk mengucapkan kata atau kalimat yang lebih bervariasi. Tapi hati-hati, katanya terlalu kebanyakan idiom bisa juga mempengaruhi nilai, terutama jika pengaplikasiannya tidak sesuai dengan kalimat.
3. Hindari menghafal jawaban. Pertanyaan dari penguji sebagian biasanya bisa ditebak. Seperti pada speaking test part 1 umumnya seputar pekerjaan, keluarga, kampung halaman, atau hobi. Saat saya test, saya mendapatkan pertanyaan mengenai kampung halaman atau home town. Saya merasa cukup beruntung karena pertanyaan tersebut sesuai dengan apa yang saya persiapkan. Saya cukup banyak membaca mengenai kampung halaman saya, memahaminya, dan berlatih mengucapkannya sewajar mungkin. Konon katanya penguji bisa tahu saat kita menghafal jawaban.
4. Mengembangkan jawaban. Coba jawab pertanyaan penguji dengan lengkap tidak hanya sekedar yes, no, definitely, sure. Tapi juga perluas dan kembangkan jawaban kamu. Ini bisa meyakinkan penguji bahwa kamu mampu berbicara secara rinci tentang suatu topic, tapi tidak usah terlalu panjang juga ya.
5. Memperhatikan pronounciation. Di poin 2 saya menyebutkan bahwa idealnya kita memiliki beberapa alternatif kosakata, tapi harap diperhatikan juga agar pronounciation atau pengucapannya betul. Untuk tahu bagaimana pengucapan sebuah kata, kamu bisa pakai google translate dan itu sangat membantu.
6. Berlatih topik-topik yang umum. Pada speaking test part 2 mengharuskan kamu untuk berbicara tentang topic tertentu sekitar 2 menit dengan persiapan hanya 1 menit. Coba berlatih topik-topik umum yang biasanya muncul seperti pariwisata, pendidikan, internet, lingkungan, dan lain-lain. Saat saya test, pertanyaan speaking test part 2 adalah tentang keterampilan apa yang saya dapat, kapan, dan dari siapa. Saat berlatih mengenai topik umum, untungnya saya sempat membaca mengenai communication skill. Jadi jawaban saya, saya kaitkan dengan topik tersebut.
7. Last but not least, punya speaking partner. Tidak semua orang bisa belajar secara otodidak. Untuk belajar grammatic dan memperbanyak kosakata bisa jadi sudah dilakukan di sekolah bahkan sejak SD, tapi untuk mendorong murid berbicara sepertinya pendidikan di Indonesia tidak mendukung untuk pengembangan skill tersebut. Oleh karena itu, penting sekali untuk punya speaking partner atau teman untuk berbicara dalam bahasa inggris. Ini bermanfaat sekali saat akan test IELTS karena bagaimanapun saat kita menjalankan speaking test, kita juga harus belajar mendengarkan agar bisa menjawab pertanyaan dari penguji dengan relevan. Kalau kamu perlu speaking partner, boleh follow instagram saya @lisankyrana.