Saya paling suka membahagiakan diri sendiri :D Kalau nggak
jalan-jalan, heaven buat saya adalah melakukan treatment terutama dipijat di
tempat spa. Paling tidak setiap 10 hari atau dua minggu sekali, saya
menghabiskan waktu 2-3 jam di sana. Dalam tulisan kali ini, saya akan me-review
tempat spa yang pernah saya coba di Tasikmalaya, sebagian sudah tutup dan
unavailable (tapi therapist-nya ternyata sama, berputar-putar dari satu tempat
spa ke tempat spa lainnya, nanti saya ceritakan di bawah).
Ketergantungan saya dengan pijatan atau treatment spa
lainnya berawal dari dapat tiket gratis untuk spa saat saya masih menjadi
jurnalis di Radar Tasikmalaya. Lama-lama ketagihan juga dan mengeluarkan bajet
sendiri. Dulu, pertama saya nyoba spa paket lengkap di De Lavie yang berada di
Jalan BKR (tapi sayangnya sekarang sudah tutup). Di sana, sekitar 2012, pertama
kali saya merasakan sensasi treatment hot stone theraphy dan ketagihan sampai
sekarang.
Saya suka banget dipijat di De Lavie karena tempatnya besar,
homey, dan nggak terlalu banyak orang. Hal lain yang saya suka dari De Lavie adalah tempat sauna nya yang istimewa. Berupa kotak kayu yang cukup luas, bukan alat sauna biasa yang kalau kita masuk hanya menyisakan kepala saja yang nongol :D
Suatu hari saat saya mau spa ke sana, eh tiba-tiba ada orang datang dari dalam tempat tersebut dan mengatakan bahwa tempat spa-nya sudah tutup :( Wah, tempat sekeren itu tutup, padahal pas pembukaan sampai mendatangkan wali kota segala untuk gunting pita. Saat itu Walikota Tasik lagi dijabat Pak Syarif Hidayat.
Suatu hari saat saya mau spa ke sana, eh tiba-tiba ada orang datang dari dalam tempat tersebut dan mengatakan bahwa tempat spa-nya sudah tutup :( Wah, tempat sekeren itu tutup, padahal pas pembukaan sampai mendatangkan wali kota segala untuk gunting pita. Saat itu Walikota Tasik lagi dijabat Pak Syarif Hidayat.
Lalu saya nggak pernah tahu lagi tempat spa di Tasik yang
ada hot stone theraphy-nya. Kadang saya dipijat di rumah aja sama tukang pijat kampung.
Sesekali ke Tosyma yang ada di seberang gapura Perum Situ Gede Indah, karena di
sana saya menemukan tukang pijat yang cocok. Tapi nggak lama kemudian, tukang pijatnya resign dan jadi tukang bakso :D
Sampai akhirnya saya nemu Valli di Plaza Asia. Di sana ada treatment hot stone theraphy yang paling saya suka. Setelah ngobrol-ngobrol, terapisnya ternyata bekas terapis di De Lavie BKR :D Tapi setelah berbulan-bulan treatment di Valli, saya pernah berhenti mengunjungi tempat tersebut karena merasa trauma, suatu kali selama dipijat, orang yang ada di bilik sebelah NGOROK dan sangat mengganggu. Berhenti berlangganan sesimpel karena alasan tersebut :3
Sampai akhirnya saya nemu Valli di Plaza Asia. Di sana ada treatment hot stone theraphy yang paling saya suka. Setelah ngobrol-ngobrol, terapisnya ternyata bekas terapis di De Lavie BKR :D Tapi setelah berbulan-bulan treatment di Valli, saya pernah berhenti mengunjungi tempat tersebut karena merasa trauma, suatu kali selama dipijat, orang yang ada di bilik sebelah NGOROK dan sangat mengganggu. Berhenti berlangganan sesimpel karena alasan tersebut :3
Saya balik lagi pakai jasa pijat orang kampung sini, kadang
ke tempat pijat / spa lain seperti Sriwulan Spa yang ada di BKR, balik Tosyma lagi, atau kadang ke Elmira (sekarang Elmira sudah tutup). Setiap tempat spa punya
kelebihan tersendiri. Kayak Sriwulan Spa yang terapis-terapisnya ramah banget,
tapi kadang di sana satu terapis meng-handle 2 orang (kalau lagi rame) dan ini kayaknya
bikin rempong, si terapis nggak fokus memberikan pelayanan terbaik karena pasti
capek bolak-balik ke dua bilik. Makanya, kadang pergi ke tempat spa yang enak
tuh yang tempatnya sepi, nggak terlalu banyak konsumen, atau pilih waktu non
weekend.
Seperti hari Senin atau Selasa :D Saya paling menghindari ke tempat
spa hari Sabtu dan Minggu karena pasti penuh. Kecuali kalau pengen banget haha.
Terus, sayangnya di Sriwulan Spa nggak bisa pinjam hair
drier (kena charge), padahal kalau habis spa kan pasti rambut dikeramas karena
kena minyak/krim pijat. Nggak seberapa sih kayaknya kalau kena charge pakai
hair drier, tapi akan lebih memuaskan kalau gratis kayak di Valli dan tempat
spa lain yang pernah saya coba :D
Saya nggak tahu berapa charge yang akan diberikan kalau kita
pinjam hair drier karena nggak begitu sering juga ke Sriwulan Spa, apalagi
rumah saya dekat, jadi saya suka langsung pulang dan keringin rambut pakai hair
drier di rumah aja. Modal listrik beberapa watt :p
Saya juga pernah beberapa bulan berlangganan di Elmira Body
Care di Ruko Permata Regency. Di sana nemu terapis yang kepake banget (karena
terapis kan seringkali cocok-cocokan). Tapi nggak lama kemudian, si terapis
tersebut resign dan saya bingung :D Kalau lagi perlu banget dipijat jadinya
pakai terapis yang ada aja. Tapi minta yang jam terbangnya tinggi karena lebih
terjamin kualitas pijatannya.
Pernah juga nyoba go massage. Cuma sekali, dan dapatin terapis tuna netra! Awalnya mau cancel karena nggak mau dipijat sama tuna netra soalnya tempat pijatnya diatas, naik tangga, rempong buat tuna netra dan ternyata beneran deh. Awalnya mau dicancel, tapi nggak bisa (soalnya baru pertama pakai go massage). Akhirnya ditungguin deh!
Setelah nunggu lebih dari 1 jam (beneran lho!) akhirnya terapisnya datang diantar gojek. Anyway, dia sangat berterimakasih lho karena saya nggak cancel. Karena biasanya setiap dapat orderan, tidak jarang klien yang dapat jasa dia via go massage meng-cancel karena nggak mau dipijat tuna netra. Dari sana saya merasa kasihan.
Selama mijat, terapisnya kepo banget dan ngajak ngobrol terus. Kadang dia menceritakan dirinya sendiri, bahwa katanya dia baru saja menikah, padahal saya nggak nanya. Enaknya kan tidur tuh kalau dipijat, ini saya harus meladeni pertanyaan tukang pijat. Giliran saya bilang bahwa saya mau tidur, eh dia ikutan tidur HAHAHAHA. Ini beneran lho! Pas lagi enak tidur, kok tangan dia berhenti mijat, ternyata dia ketiduran, tangannya tetap menyentuh badan saya, tapi cuma dipegang doang, dipijat kagak.
Lalu saya panggil dan bangunin, dia nyahut dan minta maaf katanya semalam mijat sampai malam banget dan kurang tidur. Hmmm, setelah itu nggak pernah lagi deh pakai go massage.
Saya juga pernah dapat informasi dari kakak saya di Perum
Situgede bahwa di sekitar sana ada tempat spa muslimah. Namanya Ganiasist Spa.
Katanya ada hotstone theraphy!! Wow! Saya senang sekali. Mbak terapisnya ramah
dan di sana boleh pinjem hair drier secara gratis kalau sudah beres mandi
hehehe… Juga bisa dipanggil ke rumah. Saya cukup lama berlangganan di Ganiasist
Spa, tapi karena karyawannya hanya 2 orang, kita harus reservasi dulu. Waktu saya
lagi tinggal di Sukaraja, kalau ke Tasik kadang sedih karena nggak kebagian spa
di Ganiasist, karena gak booking sebelumnya.
Cuma Ganiasist Spa akhir-akhir ini sering tutup, sudah
reservasi, tiba-tiba ngecancel. Nggak tahu kenapa ya. Apakah mungkin terapisnya
jadi berkurang? Sejak Corona sampai sekarang, Ganiasist Spa nggak pernah buka
lagi, mau reservasi, di Whatsapp pun ceklis satu. Jadi, saya balik lagi ke
Valli. Meskipun hot stone theraphy sudah tidak ada lagi di Valli, saya nemuin
terapis favorit saya di Elmira yang ternyata pindah kerja ke sana hehehe… Jadi,
sekarang Valli menjadi tempat pelarian saya kalau perlu relaksasi.
Satu lagi yang saya suka di Valli adalah aromaterapi yang
ada di seluruh ruangannya, sangat tajam kayak ngehirup inhaler tapi enak banget
dihirupnya, bikin hidung plong, segarnya sampai otak :D Pokoknya, begitu masuk,
langsung nyess di hidung. Nggak pernah nemu aromaterapi seenak itu di tempat
spa lain yang pernah saya coba.
Itu sih dinamika saya dalam mencari kenyamanan di dunia spa
:D Kalau kamu suka spa dimana?